Bedah Buku 'Inovasi Pengawasan Pemilu 2024': Dorong Generasi Muda Aktif dalam Demokrasi
|
Mataram - Anggota Bawaslu Kabupaten Lombok Barat, Samsul Hadi, S.Pd., menjadi narasumber dalam acara dialog dan bedah buku "Inovasi Pengawasan Pemilu 2024: Refleksi Kinerja Seorang Pengawas Pemilu" yang ditulis oleh Lolly Suhenty, S.Sos.I., M.H., Koordinator Divisi Pencegahan, Parmas, dan Humas Bawaslu RI. Acara ini berlangsung di Meiino Working Café, Gomong, Mataram, pada Senin, 20 Januari 202.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Hj. Athik Hidayatul Ummah, M.Pd., M.Si., dosen UIN Mataram, yang juga menjadi narasumber, serta sejumlah tokoh lainnya, termasuk Sekretaris Korpri NTB, Ketua Korpri Kota Mataram, dan perwakilan Korps PMII Cabang Mataram.
Dalam penyampaiannya, Samsul Hadi menegaskan bahwa buku karya Lolly Suhenty ini menjadi momentum penting bagi generasi muda, terutama kader Korpri dan PMII, untuk kembali ke budaya intelektual. “Sebagai Bawaslu, isi buku ini sangat relevan dengan kegiatan pengawasan sehari-hari yang melibatkan penyelenggara pemilu seperti KPU, peserta pemilu, ASN, TNI, Polri, dan masyarakat umum,” ujarnya.
Samsul juga menyampaikan pentingnya pengawasan pemilu yang partisipatif. “Buku ini menguraikan bahwa komunitas, seperti PMII dan organisasi lain, dapat dilibatkan sebagai pengawas pemilu, asalkan memiliki izin resmi”Terangnya. Ia menyoroti peningkatan jumlah lembaga pemantau pemilu sejak 2004 hingga 2024, serta pentingnya peran pemuda dalam demokrasi melalui program unggulan Bawaslu seperti pendidikan pemilu partisipatif dan sekolah kader pengawasan partisipatif.
Lebih lanjut, Samsul menambahkan perhatian Bawaslu terhadap hak-hak penyandang disabilitas, termasuk mendorong KPU untuk menyediakan fasilitas yang memadai. Pada sesi akhir tanya jawab, Samsul memberikan pertanyaan terkait penyelenggaraan pemilu. Peserta yang berani menjawab pertanyaan diberikan kenang-kenangan berupa buku karya Samsul Hadi yang ditulis saat menjadi aktivis.
Dalam kesempatan tersebut, Samsul juga mengajak kader Korpri untuk membudayakan menulis, mencontoh semangat Lolly Suhenty yang tetap aktif menulis tentang pengalaman pengawasan meski di tengah kesibukan.
Sementara itu, Hj. Athik Hidayatul Ummah, M.Pd., M.Si., dalam paparannya, menggarisbawahi bahwa buku tersebut mengangkat perjuangan perempuan pengawas pemilu dalam mewujudkan pemilu yang inklusif, ramah disabilitas, dan adil gender. “Buku ini memberikan panduan bagi semua kalangan untuk memahami pentingnya pengawasan pemilu. Partisipasi masyarakat dalam pengawasan adalah kunci mencegah terjadinya pelanggaran,” ungkapnya.
Ia juga Menekankan prinsip-prinsip pemilu yang demokratis, seperti LUBER-JURDIL (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil), serta isu strategis yang harus menjadi perhatian, seperti netralitas penyelenggara pemilu, potensi polarisasi masyarakat, dan penggunaan media sosial dalam dinamika politik.
Pengawasan partisipatif menjadi salah satu poin penting dalam dialog ini. “Masyarakat diharapkan berperan aktif dalam memberikan informasi awal, mencegah pelanggaran, memantau pelaksanaan pemilu, dan melaporkan pelanggaran seperti politik uang, manipulasi data pemilih, dan kampanye hitam”Imbuhnya.
Bentuk pengawasan partisipatif meliputi pemantauan data pemilih, proses pencalonan, masa kampanye, hingga pemungutan dan penghitungan suara. “Masyarakat secara kolektif harus memastikan seluruh proses pemilu berjalan sesuai asas LUBER-JURDIL”tandas Wanita yang akrab disapa Atika Hidayah itu.
Penulis : tar
Editot : tar